Kamis, 28 April 2011

Kehamilan
a)    Pengertian Kehamilan                                                            
                        Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Dewi, 2011). Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradapan manusia.
Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Mufdilah, 2010).
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang terbukti manfaatnya (Materi Asuhan Kebidanan, 2009). 
b)    Pelayanan Antenatal (Antenatal Care)
1)    Pengertian
    Pelayanan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Saifudin, 2007).
    Tujuan umum asuhan kehamilan adalah untuk menfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan salin percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan. Kehamilan dapat menjadi masalah atau komplikasi setiap saat (Dewi, Tri sunarsih, 2011).
2)    Tujuan asuhan antenatal
        Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut :
a)    Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang normal.
b)    Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan.
c)    Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka memepersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, serta logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya komlikasi (Dewi, Tri sunarsih, 2011).
3)    Standard pelayanan antenatal
    Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan kunjungan antenatal paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu:
a)    Satu kali pada triwulan pertama (sebelum 14 minggu)
b)    Satu kali pada triwulan kedua (antara 14-298 minggu)
c)    Dua kali pada triwulan ketiga (antara 28-36 minggu dan
        sesudah minggu ke-36)
4)    Standar minimal pelayanan/asuhan antenatal adala “14 T” yaitu :
a)    Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah.
b)    Tinggi badan (TB) dan Berat Badan (BB).
c)    Temukan kalainan atau periksa daerah muka dan leher, jari   dan tungkai, lingkaran lengan atas, panggul, reflekUkur Tekanan Darah (TD).
d)    Tekan atau palpasi payudara, perawatan payudara, tekan titik peningkatan ASI.
e)    Tinggi Fundus Uteri.
f)    Tentukan posisi janin dan detak jantung janin (DJJ).
g)    Tentukan kadar HB dan laboratorium sesuai indikasi.
h)    Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan.
i)    Pemberian imunisasi Tetanus toksoid (TT) lengkap.
j)    Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa.
k)    Tingkatkan kesegaran jasmani dan senam hamil.
l)    Tingkatkan pengetahuan ibu hamil (penyuluhan).
m)    Temu wicara konseling (Badan Litbangkas Depkes RI).
5)    Keadaan yang harus diwaspadai pada bumil
a)    Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b)    Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun.
c)    Pernah melahirkan lebih dari 4 kali.
d)    Mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu.
e)    Tinggi badan kurang dari 145 cm.
f)    Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm.
g)    Mempunyai riwayat penyakit menahun (BKKBN, 2005).
6)    Hal-hal yang perlu ibu hamil lakukan guna menjamin pertumbuhan bayi yang sehat dalam kandungan.
a)    Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin minimal 4 (empat) kali selama kehamilan (asuhan antenatal).
b)    Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
c)    Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
d)    Cukup istirahat.
e)    Merawat payudara.
f)    Minum tablet tambah darah sekurang-kurangnya 90 tablet selama hamil (Dewi, Tri sunarsih, 2011).
3.    Imunisasi Tetanus Toksoid.
a)    Pengertian
    Imunisasi adalah suatu cara unutk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ranah, 2008).
    Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Bidanlia,2010).
    Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorpsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfot.  Thimersol 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.  Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS atau ibu hamil, juga untuk pencegahan tetanus pada ibu bayi (Depkes RI, 2006).
b)    Tujuan Imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
1)     Melindungi tubuh dari kemungkinan tetanus, bila terluka.
2)    Mencegah tetanus pada bayi (tetanus neonatorum).
    Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum.  (Depkes, 2005).
c)    Sasaran Imunisasi TT
Anak usia sekolah tingkat dasar dan wanita usia subur (termasuk ibu hamil dan calon pengantin) (Depkes, 2005).
Ketika diberikan kepada wanita usia subur, vaksin yang mengandung toksoid tetanus (TT atau Td) tidak hanya melindungi perempuan terhadap tetanus, tetapi juga mencegah tetanus neonatorum pada bayi baru lahir mereka. Ketika TT atau vaksin Td diberikan kepada seorang wanita yang sedang hamil, antibodi yang terbentuk di tubuhnya dilewatkan ke janinnya. Antibodi ini melindungi bayi terhadap tetanus selama proses kelahiran dan selama beberapa bulan setelahnya. Mereka juga melindungi wanita terhadap tetanus (WHO, 2010).
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Mualim, 2010).
d)    Indikasi, Kontra Indikasi dan Efek samping.
1)    Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap    tetanus
2)    Kontra Indikasi
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.
3)    Efek samping
Jarang terjadi dan bersifat ringan.  Gejala-gejala  kemerahan pada lokasi suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala demam  (Depkes RI, 2006).        
e)    Jadwal Pemberian Imunisasi TT
    Imunisasi dasar lengkap pada ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis TT dan pada Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak, 2 dosis TT.  (Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten / Kota, 2004).
    Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer dengan interval minimal 4 minggu.  Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. (Depkes RI, 2006).
    Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Bidanlia, 2010).
    Imunisasi TT dapat diberikan pada awal kehamilan – umur kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (Notoatmodjo, 2007).
    Untuk jadwal pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (WUS) termasuk calon pengantin dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut



Tabel 2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi TT Pada WUS
( termasuk calon pengantin dan ibu hamil)

Imunisasi    Selang Waktu Pemberian
Minimal    Masa perlindungan    Dosis
TT 1    -    -    0,5 cc
TT 2    4 minggu
Setelah TT 1    3 tahun    0,5 cc
TT 3    6 bulan
Setelah TT 2    5 tahun    0,5 cc
TT 4    1 tahun
Setelah TT 3    10 tahun    0,5 cc
TT 5    1 tahun
Setelah TT 4    25 tahun    0,5 cc
Sumber: Imunisasi dan Vaksinasi, 2010

Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada janin terhadap infeksi tetanus (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan, maupun post natal. Bila seorang wanita selama kehidupanya mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali berarti akan mendapatkan kekebalan seumur hidup (long life) dengan periode waktu tertentu terhadap penyakit tetanus. Menurut WHO, jika seorang ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT selama kehidupanya, maka ibu tersebut minimal mendapatkan paling sedikit 2 kali injeksi selama kehamilan (pertama saat kunjungan antenatal pertama dan kedua, empat minggu setelah kunjungan pertama). Dosis terakhir sebaiknya diberikan sebelum dua minggu persalinan untuk mendapatkan efektivitas dari obat (Mufdililah, 2010).



f)    Cara Pemberian Imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
    Suntikan diberikan pada lengan atas (M.Deltoid) secara intramuskuler atau subkutan dalam dengan dosis 0,5 cc.  (Depkes RI, 2006).

1 komentar: